Seorang teman
Dalam redup matanya
Dia merahsiakan hati yang pecah
Dia merahsiakan tangis yang tumpah
Dari sinarnya
Dia memperkhabarkan wajah ketabahan
Lalu terukirlah pasrah untuknya
Seorang teman
Dalam luhur senyumnya
Dia merahsiakn seribu sendu
Dia merahsiakan hatinya yang luluh
Seringkali bicaranya adalah nada kedamaian
Walau dia kehabisan suara untuk merintih
Dan nafasnya adalaah kisah pedih
Seorang teman
Dalam syahdu hatinya
Dia merahsiakan garis lukanya
Dia merahsiakan jiwa yang terluka
Dan ketenangan darinya
Adalah rahsia sang duka
Seperti bintang suram yang seringkali dikira
Aku melihat kekuatannya
Muzika ketabahan tanpa air mata
Alunan rintih tanpa suara
Dengan hati yang luka
Lantas aku dendangkan lagu kebanggaan
Punya teman sepertinya
Menadakap luka dalam pasrahnya
Hasil nukilan
RYUJI...2007
Sunday, October 19, 2008
KEMBARA
Jika sekeping hati adalah lembah
Maka kunamakan cinta sebagai rimba dan belantara
Hati hanya sebuah kegersangan
Jika cinta tak bisa hidup darinya
Cinta adalah takdir hakiki untuknya
Percaturan takdir dari sebuah pertemuan
Lalu aku melangkah kembara
Dengan hati yang ketandusan
Kian langkahku jauh dari pandangan sendiri
Sungai kesabaran kian kontang dek sebuah penantian
Seringkali hati keletihan
Dalam pencarian cinta yang hambar
Akhirnya kembaraku terhenti dan terus mati
Aku memikirkan aku adalah sang sepi
Ia adalah potongan dari sabda untukku
Lalu hidupku berlari tanpa seri sekeping hati
Kematiannya atas penantian yang gersang
Lantas aku melihat sebuah destinasi
Dan ia adalah kehidupan darimu
Mengalirlah sungai harapan pada hati yang gersang
Dan nafas yang subur dari sinarmu
Adalah anugerah dalam kembaraku
Panggilan yang membisikkan hujung hidupmu
Memukul aku
Membawa hatiku bersama
Dan aku kembali mengembara
Bukan untuk cinta
Bukan untuk siapa
Hanya penantian yang dibawa bersama
Aku terus melangkah dalam kembara
Hasil nukilan
RYUJI...2007
Maka kunamakan cinta sebagai rimba dan belantara
Hati hanya sebuah kegersangan
Jika cinta tak bisa hidup darinya
Cinta adalah takdir hakiki untuknya
Percaturan takdir dari sebuah pertemuan
Lalu aku melangkah kembara
Dengan hati yang ketandusan
Kian langkahku jauh dari pandangan sendiri
Sungai kesabaran kian kontang dek sebuah penantian
Seringkali hati keletihan
Dalam pencarian cinta yang hambar
Akhirnya kembaraku terhenti dan terus mati
Aku memikirkan aku adalah sang sepi
Ia adalah potongan dari sabda untukku
Lalu hidupku berlari tanpa seri sekeping hati
Kematiannya atas penantian yang gersang
Lantas aku melihat sebuah destinasi
Dan ia adalah kehidupan darimu
Mengalirlah sungai harapan pada hati yang gersang
Dan nafas yang subur dari sinarmu
Adalah anugerah dalam kembaraku
Panggilan yang membisikkan hujung hidupmu
Memukul aku
Membawa hatiku bersama
Dan aku kembali mengembara
Bukan untuk cinta
Bukan untuk siapa
Hanya penantian yang dibawa bersama
Aku terus melangkah dalam kembara
Hasil nukilan
RYUJI...2007
KISAHNYA HANYA BEGINI
Seorang lelaki
Dengan uban yang mencitrakan hidupnya
Dengan kedut yang menemani usia sejarahnya
Tersembunyi di sebalik ketayap putih
Dan wudhu' yang jernih
Seorang lelaki
Dengan kudratnya yang bongkok
Menadahkan sisa doanya
Dalam renungan yang makin berkaca
Hatinya merimbunkan munajat dan taubat
Kulihat seorang lelaki menangis dalam doanya
Sejadah yang makin tua
Mengutip sekalian cebis tangis yang tumpah
Menagapa seorang lelaki seluhur taubatnya
Terlemar ke ruang sehina ini
Dari sebalik jeriji besi
Yang menatap sekalian hidupnya
Dia melihat sejadah dan sekuntum amin
Seperti dia melihat dosa tak tertebus
Dan akan kembali menyendiri
Melihat ketenangan dari mata usianya
Dia bukan yang bergelar sang hipokrasi
Tapi hanya seorang lelaki
Yang pernah rebah dengan larian sediri
Kerana kisahnya hanya begini
Hasil nukilan
RYUJI ... 2006
Dengan uban yang mencitrakan hidupnya
Dengan kedut yang menemani usia sejarahnya
Tersembunyi di sebalik ketayap putih
Dan wudhu' yang jernih
Seorang lelaki
Dengan kudratnya yang bongkok
Menadahkan sisa doanya
Dalam renungan yang makin berkaca
Hatinya merimbunkan munajat dan taubat
Kulihat seorang lelaki menangis dalam doanya
Sejadah yang makin tua
Mengutip sekalian cebis tangis yang tumpah
Menagapa seorang lelaki seluhur taubatnya
Terlemar ke ruang sehina ini
Dari sebalik jeriji besi
Yang menatap sekalian hidupnya
Dia melihat sejadah dan sekuntum amin
Seperti dia melihat dosa tak tertebus
Dan akan kembali menyendiri
Melihat ketenangan dari mata usianya
Dia bukan yang bergelar sang hipokrasi
Tapi hanya seorang lelaki
Yang pernah rebah dengan larian sediri
Kerana kisahnya hanya begini
Hasil nukilan
RYUJI ... 2006
PENTAFSIRAN
Tuhan telah mencipta alam dan isi
Dalam pasangan yang tertulis hukumnya
Seperti sekalian dari yang berlari
Adalah kesetiaan bagi siang dan malam
Seperti laut dan lembah yang terdakap
Pada sentuhan pantai yang damai
Darinya aku mentafsir cinta
Lalu aku lihat sepasang cahaya yang tabah
Suria dan purnama takkan bisa bersatu
Kerana ia adalah takdir yang tumbuh diantaranya
Hanya langit seringkali memandang ceritanya
Dan bintang mendengar tangis sang bulan
Darinya aku mentafsir rindu
Jika aku bisa mendengar pujangga sehelai sehelai daun
Pasti madahnya adalah rangkap lagu hiba
Dan bayu adalah sang pengkhianat baginya
Darinya aku mentafsir duka
Seringkali aku merenung takdir kita
Apakah seperti cinta laut dan lembah
Dimataku kau adalah kejauhan
Mungkinkah seperti rindu suria dan purnama
Jika takdir telah mencoret perpisahan
Aku sehelai daun yang luka
Kuharap kau bukanlah bayu
Tapi kutasirkan dirimu
Sebagai dahan yang sama melara
Hasil nukilan
RYUJI..2006
Dalam pasangan yang tertulis hukumnya
Seperti sekalian dari yang berlari
Adalah kesetiaan bagi siang dan malam
Seperti laut dan lembah yang terdakap
Pada sentuhan pantai yang damai
Darinya aku mentafsir cinta
Lalu aku lihat sepasang cahaya yang tabah
Suria dan purnama takkan bisa bersatu
Kerana ia adalah takdir yang tumbuh diantaranya
Hanya langit seringkali memandang ceritanya
Dan bintang mendengar tangis sang bulan
Darinya aku mentafsir rindu
Jika aku bisa mendengar pujangga sehelai sehelai daun
Pasti madahnya adalah rangkap lagu hiba
Dan bayu adalah sang pengkhianat baginya
Darinya aku mentafsir duka
Seringkali aku merenung takdir kita
Apakah seperti cinta laut dan lembah
Dimataku kau adalah kejauhan
Mungkinkah seperti rindu suria dan purnama
Jika takdir telah mencoret perpisahan
Aku sehelai daun yang luka
Kuharap kau bukanlah bayu
Tapi kutasirkan dirimu
Sebagai dahan yang sama melara
Hasil nukilan
RYUJI..2006
AKU DAN PUISI
Biduk di langit masih kering tertawa
Melihat aku yang tetap berdansa dengan khayal
Menari kata dalam balutan puisi
Membingkaikan rasa dalam bait
Aku adalah puisi
Aku bercinta dengan kata
dan merangkai menjadi satu kenangan indah
Dakapan kalimat panjang membuai mesra diriku
Kutemukan ada detak lemah setia
Hasil nukilan
RYUJI..2006
Melihat aku yang tetap berdansa dengan khayal
Menari kata dalam balutan puisi
Membingkaikan rasa dalam bait
Aku adalah puisi
Aku bercinta dengan kata
dan merangkai menjadi satu kenangan indah
Dakapan kalimat panjang membuai mesra diriku
Kutemukan ada detak lemah setia
Hasil nukilan
RYUJI..2006
AKU MASIH BISA MELIHATMU
aku masih bisa melihatmu
dari kenangan yang tertinggal
dan masa yang mencitra sebuah kembara tentangmu
walau bicara yang terluah hanya
sang kesempatan yang hilang
aku masih bisa melihatmu
dengam mataku yang tertutup
seperti ia adalah dahan rindu yang redup
sejak ia bercambah diatas pantai pertemuan
telah tercipta satu kejauhan
yang lahir tanpa soalan atau jawaban
ia takdir yang tersumpah diantara kita
aku telah melihatmu dalam rindu yang mekar
dari mata hati yang pasrah
aku masih bisa melihatmu
dengan wajah cermin memorik rinduku
seringkali sang takdir mempermainkanku
mendugaku tanpa citra luhur
sang perpisahan adalah pengkhianat
pada seungkai pertemuan yang kudus
dan hanya rindu dan harapan simfoni kita
mencangkir sebuah potret yang tak bisa pudar
lukisan kenangan yang kekal di rimbunan hati
aku masih bisa melihatmu
Hasil nukilan
RYUJI... 2007
dari kenangan yang tertinggal
dan masa yang mencitra sebuah kembara tentangmu
walau bicara yang terluah hanya
sang kesempatan yang hilang
aku masih bisa melihatmu
dengam mataku yang tertutup
seperti ia adalah dahan rindu yang redup
sejak ia bercambah diatas pantai pertemuan
telah tercipta satu kejauhan
yang lahir tanpa soalan atau jawaban
ia takdir yang tersumpah diantara kita
aku telah melihatmu dalam rindu yang mekar
dari mata hati yang pasrah
aku masih bisa melihatmu
dengan wajah cermin memorik rinduku
seringkali sang takdir mempermainkanku
mendugaku tanpa citra luhur
sang perpisahan adalah pengkhianat
pada seungkai pertemuan yang kudus
dan hanya rindu dan harapan simfoni kita
mencangkir sebuah potret yang tak bisa pudar
lukisan kenangan yang kekal di rimbunan hati
aku masih bisa melihatmu
Hasil nukilan
RYUJI... 2007
Subscribe to:
Posts (Atom)