Wednesday, October 20, 2010

EPILOG REMBULAN DAN MENTARI




Saat mentari kian serik untuk berdansa
Saat rembulan mengetuk mesra pintu senja
Ufuk merah seolah mengajakku berbicara
Mengurai indah tentang masa silam

Lantas intusiku berbisik indah
Mengenangkan aku tentang mimpi yang kian rapuh dari ranting asa
Sejenak langkahku mula dicitra oleh minda
Hanya meninggalkan jejak luka masa silam

Lantas sinar hakikat seolah membawa anak mataku beradu
Mungkin silaunya yang mengukir air di muara mataku
Atau jiwaku yang meronta untuk meluah rasa sendu
Mungkin takdirku telah tersurat begitu

Siulan tawanya pernah menjemput mindaku untuk bertinta
Adakah hatiku hanya bait-bait indah lagu pengorbanan
Bodohkah aku jika bahagianya yang ku pilih
Meski ia membuatku terluka
Meninggalkan aku sendiri termanggu mencari bayangan yang hilang dalam terang

Mungkin takdirku hanya epilog hiba sang rembulan
Hanya dibutuh saat jiwa kosong tanpa teman
Dan ditinggal jauh saat dunia di atas awangan
Adakah aku sang egois jika aku terus bertahan

Aku hanya bisa mengukir indah senyuman
Meski hati masih bertinta tentang erti manusia dan perasaan
Aku cuba berdiri ditengah riuk-pikuk kenyataan
Menjadi musuh pada diktator dogma dunia
Antagoniskah aku jika perspektifku kini berbeda

Kini fajar mulai membuka pintu pagi,
Dan tintaku kini hanya muzika kekuatan
Perspektifku kini bukan berpaksi pada momok kosong hati
Momokan kosong yang beruntai dari dogma duniawi


HASIL NUKILAN RYUJI....OKTOBER 2010