Wednesday, October 20, 2010

EPILOG REMBULAN DAN MENTARI




Saat mentari kian serik untuk berdansa
Saat rembulan mengetuk mesra pintu senja
Ufuk merah seolah mengajakku berbicara
Mengurai indah tentang masa silam

Lantas intusiku berbisik indah
Mengenangkan aku tentang mimpi yang kian rapuh dari ranting asa
Sejenak langkahku mula dicitra oleh minda
Hanya meninggalkan jejak luka masa silam

Lantas sinar hakikat seolah membawa anak mataku beradu
Mungkin silaunya yang mengukir air di muara mataku
Atau jiwaku yang meronta untuk meluah rasa sendu
Mungkin takdirku telah tersurat begitu

Siulan tawanya pernah menjemput mindaku untuk bertinta
Adakah hatiku hanya bait-bait indah lagu pengorbanan
Bodohkah aku jika bahagianya yang ku pilih
Meski ia membuatku terluka
Meninggalkan aku sendiri termanggu mencari bayangan yang hilang dalam terang

Mungkin takdirku hanya epilog hiba sang rembulan
Hanya dibutuh saat jiwa kosong tanpa teman
Dan ditinggal jauh saat dunia di atas awangan
Adakah aku sang egois jika aku terus bertahan

Aku hanya bisa mengukir indah senyuman
Meski hati masih bertinta tentang erti manusia dan perasaan
Aku cuba berdiri ditengah riuk-pikuk kenyataan
Menjadi musuh pada diktator dogma dunia
Antagoniskah aku jika perspektifku kini berbeda

Kini fajar mulai membuka pintu pagi,
Dan tintaku kini hanya muzika kekuatan
Perspektifku kini bukan berpaksi pada momok kosong hati
Momokan kosong yang beruntai dari dogma duniawi


HASIL NUKILAN RYUJI....OKTOBER 2010

Tuesday, June 1, 2010

Lakaran kemanusiaan


Lakaran kemanusiaan
Terkadang terlalu abstrak untuk ditafsirkan
Intuisi yang kian basi dek kerna laungan tanpa suara
Mereka yang seagamamu diinjak hina di bumi anbia
Dirakus semangat hidupnya oleh merka yang tak punya rasa
...Manusiawikah kita jika titis air matanya tanpa bela kita
Kadang aku mentafsir manusia
Sang hipokrasi yang hanya bisa bertinta
Tanpa bangkit membela
Soalnya ..sampai bila

Tuesday, May 25, 2010

Aku dan kehidupan


Aku cuba menilai erti sebuah kehidupan ...
Namun persepsiku terkadang terlalu sepi untuk menyendiri ....
Butakah mataku jika dunia lemas dalam kegelapan ...
Bisukah aku jika manusia bingit dengan keangkuhan ...
Pekakkah aku jika aku jika insan lelah dalam kealpaan untuk menilai ...
Aku cuba menduga dunia dan kehidupan ....
Aku cuba memahami norma sadis kemanusiaan ....

Aku cuba menimbang perasaan ..
Namun neraca minda terlalu rapuh untuk menilai hati...
Antagoniskah aku jika aku cuba melawan dunia ...
Bukan aku yang melawan dunia ....
Dunia yang kabur untuk mengerti definisi insani ...

Aku cuba mencari erti kehidupan dalam kegelapan ....
Aku cuba mendengar esak tangis kemanusiaan ...
Aku cuba melihat dari perspektif kehambaan ....
Aku cuba berbicara dalam bisikan alam ....
Dan kini aku mengeri konsep kehidupan ....

Aku,kini dan destinasi ....
Warkah keinsafan dari hati yang telah lama kelam ....
Aku mencari apa yang telah aku punya...
Aku bertanya apa yang telah aku tahu ....
Sinonimkah aku dengan kebodohan ...
Kini aku sedar ....
Destinasi ku adalah keredhaan pencipta
Sedih tawaku hanya milik-Nya ...
Perih juangku hanya untuk menegakkan agama-Nya ....
Hidup matiku ku serahkan pada-Nya...
Kerna ku tahu....
Dialah segalanya untukku....
Tiada yang lain ...
Dialah Tuhanku.....

DANSA KEMANUSIAAN

Perspektif minda tentang dansa kemanusiaan..
Membuatku hatiku mula berintuisi dengan puisi alam
Aku cuma sang kembara yang ingin tahu tentang dunia ...
Ingin tahu tentang persepsi insaniah dalam kepelbagaian
Adakah aku sang hipokrasi jika ku cuma ingin tahu ..
Aku cuma ingin tahu...

KHABAR DARI REMBULAN



Mungkin perkhabaran dari rembulan ...
x seindah tarian mimpi yang berdansa di atas tangisan ...
aku masih menyendiri ...
kembara mencari sesuatu ....
bukan aku yang mencari sesuatu ...
...sesuatu yang kembali menghantui aku ...
Sadiskah hati jika ingin mentafsir perasaan ...
Anatgoniskah jiwa jika cba mentafsir kehidupan ...
dari kaca gelap ...sisi hidupku