Friday, July 1, 2011

PANGLIPURLARA TANPA WARNA







Sebuah konklusi akhirnya termeterai

Dari risalah yang mengungkai sebuah penamat

Hanya sirih pujangga yang bisa kualunkan

Mendendang siul puisi indah nan bermakna

Agar bisa kau berdiri gembira pada medan hatiku yang hilang


Mungkin tiba msa untuk hatiku kembali beradu

beradu dari gegak dunia yang kini hanya kesepian

beradu yang butuh sejuta zaman untuk bangkit kembali


Maka bermula kembara pujangga

tanpa hati yang selalu menemani

Menapak di bumi tanpa nama

Hanya diiringi semangat panglipurlara


Kini hidupku bukan untuk cinta

kerna cinta kini hanya papan kosong tak berukir

kerna cinta kini hanya pena yang kering dakwatnya

Kini pengembaraanku hanya dunia tanpa warna

Kini mimpiku mimpi yang tiada pendampingnya

Kini aku hanya panglipurlara bagi mereka yang mendengar

AKU , CINTA DAN HATI YANG HILANG


Tak pernah ku ingkar atau gusar dengan takdir

Jauh dari berdiri menentang ketentuan

Malah aku tersenyum indah disapa sang hikmah

Kini aku berdansa tawa

Ditemani hati yang tak bisa gembira lagi

Kini aku melangkah tanpa wajah nan duka

Kerna hatiku tak mampu tuk berduka lagi

Kerna diari cintaku sudah sampai noktahnya

Kerna kisah cintaku sudah sampai penghujungnya

Jadi tak pernah usah bicara soal cinta

Kerna aku tak pernah kecewa jika ini penamatnya

Epilog cintaku hanya monolog berisi ilusi

Dengan penghujung yang kosong dan sepi

Kini aku hanya pujangga cinta tanpa hati yang dihuninya

Aku hanya penerka cinta atas lingkaran masa lalu yang berwarna

Warna yang kini hanya tinggal warna tanpa makna.

Saturday, June 11, 2011

PUISI SIUL RAJA RIMBA


Mungkin rentak tak selari irama

Bila taring berundur dari medan tempur

Namun bukan hilang dari peta dunia

Cuma gendang perwira bersiul sederhana

Menyeru gegak sapta untuk bernafas sempurna

Namun adat sosok-sosok bergelar yang berakal

Semakin merendah ngaum siul dari cereka dunia

Semakin pudar dari coret ingat di benak yang dicipta

Bagai tiada pernah tertulis hikmah dalam hikayatnya ..

Bagai tidak sekali termaktub dalam kitab hayatnya ..

Bukan raja rimba butuh pada tatap indah mata semesta

Bukan jua juntai iris yang melilau di samudera kala ..

Cuma terkadang menerka pada fakta yang lama ..

FIKIRKAN ...

Friday, April 29, 2011

Antagoniskah perspektifku?

Biar kontang lautan cahaya diseluruh pelusuk semesta
Seolah tiada konotasi penting bagi sang buta
Biar kering seluruh gegak gempita di alam buana
bagai tiada definisi apa-apa bagi yang hilang mampu dengar
Namun kini seluruh umat lemas dalam arus tanpa senjata
Seluruh umat lumpuh untuk mendengar yang haq dan benar semata
Seluruh warga terjerut dalam monolog kuasa dan takhta
Monolog rekaan maharaja tanpa takhta dan tanpa kasihan
Antaogoniskah aku jika aku hanya ingin berbicara yang sebetulnya?


Bingit-bingit pekik lolong panglipurlara media
Seolah tak pernah kenal erti syurga dan mahsyar
Seluruh warga digari mata untuk terus menatap drama tanpa benang
Dilucutakn segala yang menutupi dan diangkat menjadi realiti bodoh sepanjang masa
Di atur susun epilog kisahnya agar tirai besi manjadi santapan akhirnya
Agar kisah dongeng dahulukala berulang semula
Pengganaskah aku jika aku punya perspektif berbeda ?

Norma dan Dogma bagai tiada beda dalam atmosfera tebal fitnah
Aku dipaksa akur dengan realiti yang hakikatnya hanya sebuah cereka
Aku terus dihidang jamuan kisah tanpa benang dari belakang ke depan
Sampai bila tempur ini akan terus beraja ..
Aku bukan Hang Tuah Yang tunduk patuh pada tanpa menyoal hak dan batil
Aku bukan Jebat yang bangkit bertempur dengan Raja tanpa adil
Aku cuma suara dalam kelemasan dosa pertempuran kuasa
Aku cuma suara dalam kebingitan hilai tawa fitnah ..
Aku cuma ingin bernafas pada udara yang tunduk patuh pada tuhannya
Udara yang mengaulakan syariat diatas segala ...

RYUJI KIMURA , APRIL 2011

Saturday, March 26, 2011

PERJUANGAN BELUM SEMPURNA

Perjuanganku bermula ditanah gersang ...
Penuh onak dan cabaran...
Bergadai harta dan keringat menggila
Namun haruskah aku mundur ....
Perjuangan bukan hanya mengangkat senjata
Bukan hanya pekik laungan tanpa warna dan makna
Perjuangan ialah mengubah dunia yang statik dan stigma
Dunia yang penuh dengan edan dan hipotetikal sahaya
Anak muda hanya terus hanyut
Hanya tahu kerdip cahaya didalam ruang gelap
Bergerak dansa mengikut alunan lagu yang tanpa makna
Ditemani titis-titis alkohol yang membawa ke lembah hina
Dan ini realiti dunia dan anak muda
Dan apakah aku boleh berundur
Disaat dunia dan anak muda terus kabur
Kabur dalam kabus dunia

AMIR - 2011

Wednesday, October 20, 2010

EPILOG REMBULAN DAN MENTARI




Saat mentari kian serik untuk berdansa
Saat rembulan mengetuk mesra pintu senja
Ufuk merah seolah mengajakku berbicara
Mengurai indah tentang masa silam

Lantas intusiku berbisik indah
Mengenangkan aku tentang mimpi yang kian rapuh dari ranting asa
Sejenak langkahku mula dicitra oleh minda
Hanya meninggalkan jejak luka masa silam

Lantas sinar hakikat seolah membawa anak mataku beradu
Mungkin silaunya yang mengukir air di muara mataku
Atau jiwaku yang meronta untuk meluah rasa sendu
Mungkin takdirku telah tersurat begitu

Siulan tawanya pernah menjemput mindaku untuk bertinta
Adakah hatiku hanya bait-bait indah lagu pengorbanan
Bodohkah aku jika bahagianya yang ku pilih
Meski ia membuatku terluka
Meninggalkan aku sendiri termanggu mencari bayangan yang hilang dalam terang

Mungkin takdirku hanya epilog hiba sang rembulan
Hanya dibutuh saat jiwa kosong tanpa teman
Dan ditinggal jauh saat dunia di atas awangan
Adakah aku sang egois jika aku terus bertahan

Aku hanya bisa mengukir indah senyuman
Meski hati masih bertinta tentang erti manusia dan perasaan
Aku cuba berdiri ditengah riuk-pikuk kenyataan
Menjadi musuh pada diktator dogma dunia
Antagoniskah aku jika perspektifku kini berbeda

Kini fajar mulai membuka pintu pagi,
Dan tintaku kini hanya muzika kekuatan
Perspektifku kini bukan berpaksi pada momok kosong hati
Momokan kosong yang beruntai dari dogma duniawi


HASIL NUKILAN RYUJI....OKTOBER 2010

Tuesday, June 1, 2010

Lakaran kemanusiaan


Lakaran kemanusiaan
Terkadang terlalu abstrak untuk ditafsirkan
Intuisi yang kian basi dek kerna laungan tanpa suara
Mereka yang seagamamu diinjak hina di bumi anbia
Dirakus semangat hidupnya oleh merka yang tak punya rasa
...Manusiawikah kita jika titis air matanya tanpa bela kita
Kadang aku mentafsir manusia
Sang hipokrasi yang hanya bisa bertinta
Tanpa bangkit membela
Soalnya ..sampai bila